a. Jika pada Analisis Kualitatif dan Kuantitatif ternyata ada pendokumentasina yang tak dapat
dilengkapi atau dikoreksi sesuai yang dilaksanakan, petugas RM harus menyampaikan ke bagian
hukum staf medis / Komite Medis / Manajer administrasi RS dan kode etik Profesi RM
b. Mengulang desain formulir, Contoh : jika pada analisis kualititatif dinyatakan bahwa form
pemeriksaan bayi baru lahir ada yang tidak diisi, mungkin lebih tepat disarankan pada komite
rekam medis untuk mengevaluasi form. tersebut, apakah item pertanyaan tersebut tidak diperlukan
tau memang tidak lengkap, apabila tidak perlu maka form tersebut dapat direvisi.
c. Petugas kesehtaan dapat dihubungi langsung mengenai pencatatanya yang jelek. Contoh : pada
analisis kualitatif didapat seorang dokter menulis menggunakan pulpen tinta cair yang mengotori
kertas dan tembus ke belakang, sehingga tidak dapat digunakan sisi belakangnya maka dengan
melihat catatan tersebut dokter tersebut dapat diingatkan untuk tidak menggunakan pulpen
tersebut.
d. Informasi secara umum mengenai pencatatan yang jelek dapat diberitakan di majalah RS. mading
atau pada rapat intern
e. Kliping mengenai kasus malpraktek akibat pencatatan yang jelek dimasukkan dalam bulletin
f. Harus ada dicatat / diberi peringatan jika ada hal kejadian yang berpotensi RS membayar ganti rugi
g. Identifikasi awal dan analisis secara cepat dan usaha keras akan mengurangi seminimal mungkin
kejadian yang berpotensi RS membayar ganti rugi
h. Memberikan pelatihan / sosialisasi kembali tentang rekam medis, formulir yang digunakan dan
cara pengisiannya
i. Memberi sanksi bagi petugas yang mengisi rekam medis dengan tidak lengkap dan tidak benar
seperti :
- Teguran
- Surat peringatan
- Menunda pemberian honor / insentif
Teknik Melakukan Analisis Kuantitatif
1. Tentukan dulu formulir atau komponen apa saja yang diperioritaskan untuk dianalisa atau jika
memungkinkan waktu dan tenaga dapat dilakukan pada semua formulir di rekam medis baik rawat
jalan maupun rawat inap (yang menemukan sebaiknya komite rekam medis)
2. Tentukan frekuensi waktu pemeriksaan rekam medis, apakah setiap hari atau setiap rekam medis
yang telah dipakai, atau tiga bulan sekali. Apabila dilakukan tiga bulan sekali maka pemeriksaan
rekam medis dilakukan dengan cara sampel, maka apabila dengan sampel kita harus menentukan
jumlah sampel rekam medis yang akan diperiksa, agar sampelnya representatif dengan populasi
maka ada beberapa metode diantaranya yaitu, pendapat Arikunto (1998 : 120), bahwa "Apabila
subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah sebjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau
20-35% atau lebih"
Sedangkan menggunakan rumus 'Solvin' dari Seville (1993 : 161), yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Nilai Kritis (Batas kesalahan)
Melihat rumus diatas maka sebelumnya perlu dicari dulu nilai kritis atau batas kesalahan (e)
dimana menurut Gay (Sevile, 1993:163) adalah 10%
Sedangkan untuk mendapatkan proporsi sampel dari tiap unit populasi, penulis menggunakan
rumus dari Singarimbun, et.all., (1987:25) yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
Pk = Jumlah anggota yang terdapat pada unsur k
P = Jumlah populasi
nk = Banyak anggota yang dimasukkan menjadi sampel
n = Jumlah sampel seluruhnya
Contoh : Penentuan Ukuran Populasi dan Sampel (Akasah, 2007)
Untuk setiap penelitian tentu ada yang dijadikan objek untuk diteliti, dimana objek itu
dapat diambil dari suatu populasi. Populasi itu sendiri menurut Sugiyono (2006:90)
adalah "wilayah geenralisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan".
Dalam penelitian ini populasi yang dipilih penulis adalah dokumen rekam meis rawat
inap pada satu tahun terakhir. Rekam medis yang dipilih populasi rawat inap dikarenakan
sifat pada pelayanan rawat inap yang memerlukan observasi dan pelayanan yang intensif
baik perawat maupun dokter, sehingga informasi yang dibutuhkan cukup banyak dan
harus lengkap, serta pada fenomenanya menunjukkan bahwa rekam medis rawat inap
cenderung lebih banyak yang tidak lengkapnya dibandingkan pada rekam medis rawat
jalan maupun UGD. Dipilih dalam periode satu tahun terakhir dari waktu penelitian, agar
data yang diperoleh lebih up to date dan bisa menggambarkan kondisi terakhir dari
kualitas kelengkapan rekam medis.
Ukuran populasi rekam medis rawat inap di RS Jiwa Bandung pada satu tahun terakhir
(Maret 2006 - April 2007) yaitu :
Daftar Populasi Penelitian
Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan diambil adalah dilakukan secara Proporsional Stratified Random Sampling. Dalam teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota / unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional (Sugiyono, 2006).
Pengambilan sample dalam penelitian ini melalui dua tahap. Tahap pertama adalah mencari jumlah sampel (n), dan tahap kedua mencari sampel sratum (ni). Tahap pertama untuk jumlah sample menggunakan rumus perhitungan ukuran sampel dari Slovin yang dikemukakan Umar, (2005:78) yaitu :
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat / ukuran kritis (batas ketelitian yang diinginkan atau
persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan
pengambilan sampel)
Jadi dengan memakai rumus tadi maka dapat diketahui sampel yang akan diambil dari jumlah populasi 968 yang ada di Rumah Sakit Jiwa Bandung, yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan di atas yang dijadikan sampel untuk dijadikan responden adalah sebanayak 95 rekam medis rawat inap 2006 - 2007
Sedangkan untuk mendapatkan proporsi sampel dari tiap unit populasi, penulis menggunakan rumus dari Singarimbun, e.all., (1987:25) yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
Pk = Jumlah anggota yang terdapat pada unsur k
P = Jumlah populasi
nk = Banyak anggota uang dimasukan menjadi sampel
n = Jumlah sampel seluruhnya
Dari rumus diatas maka tiap unit dapat dicari besar sampelnya yaitu sebagai berikut :
a. Rekam Medis Rawat Inap Ruang Intensif
b. Rekam medis Rawat Ruang Intermediate
c. Rekam Medis Rawat Inap Ruang Tenang
Dari perhitungan di atas maka ukuran sampel dari tiap unit populasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Ukuran Sampel Tiap Populasi Stratum
Membuat Formulir / Instrumen Pemeriksaan
Setelah ditentukan form atau komponen yanng akan dipeksi maka selanjutnya mebuat formuli / instrumen pemeriksaan, misalnya menurut Huffman komponen analisis kuantitatif yaitu :
a. Identifikasi
b. Laporan yang penting
c. Autentifikasi
d. Pendokumentasian yang besar
Dari setiap komponen tersebut harus diperinci lagi sehingga semakin jelas mana yang lengkap dan tidak lengkapnya, contohnya dapat dilihat pada instrumen berikut ini :
Setelah itu dilakukan rekapitulasi, sehingga dapat diketahui item / komponen mana yang paling banyak tidak lengkap dan penyajian datanya dapat ditampilkan dengan grafik atau tabel.
Sumber : Akasah, Modul : Pengelolaan Sistem Rekam medis I (PSRM), Politeknik Piksi Ganesha Bandung, 2008, Bandung
Oke, sekian postingan mengenai penanganan pencatatan yang tak dapat dilengkapi, semoga bermanfaat untuk semuanya. jika ada yang ingin ditanyakan bisa di komen saja ya, sampai nanti pada postingan selanjutnya. Terimakasih telah berkunjung ke Blog saya. :-D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar